Apabila Anda berkunjung ke area seputaran alun-alun Kota Malang, bukan hanya daya tarik wisata saja yang dapat dirasakan.
Di wilayah ini pun tersimpan petunjuk-petunjuk tentang makanan-makanan luar biasa yang sudah eksis jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.
Tak hanya menjadi ruangan makannya saja, warung-warung tersebut mengekspos riwayat panjang serta rasa asli yang tidak pudar dimakan zaman.
Dengan meluangkan waktu untuk berjalan kaki, Anda dapat merasakan hidangan tradisional Malang turun-temurun.
Berdasarkan informasi dari YouTube Informania, berikut ini merupakan tujuh lokasi restoran terkenal di area alun-alun Kota Malang yang telah ada semenjak masa kolonial dan masih bertahan sampai saat ini:
1. Toko Oen (Berdiri Sejak 1930)
Berada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat Nomor 5, Kauman, toko ini terkenal sebagai lokasi untuk merasakan es krim dengan gaya zaman dahulu.
Didirikan pada tahun 1930, Toko Oen menghidangkan aneka rasa es krim tradisional yang meliputi vanilla, coklat, serta buah-buahan.
Selain itu, daftar hidangan yang ditawarkan mencakup gado-gado, sate ayam, dan cupcakes. Tarif untuk satu scoop es krim berkisar antara Rp25.000, sedangkan harga kuliner utama dimulai dari Rp30.000. Tempat ini terletak kurang lebih 200 meter dari area alun-alun Kota Malang.
2. Warung Sate Gebug (Sejak 1920)
Satu pilihan makanan tradisional lainnya yang harus dicoba adalah Warung Sate Gebug, yang sudah beroperasi sejak tahun 1920. Di tempat ini disuguhkan sate dari daging sapi lembut yang dimasak secara istimewa; daging tersebut ditendang terlebih dahulu hingga lebih tender kemudian dibakar dan bumbui.
Terletak di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, kedai ini dapat ditempuh dalam waktu berjalan kaki sekitar 10-15 menit dari lapangan pusat Kota. Satenya ditawarkan dengan harga mulai dari Rp25.000 sampai Rp30.000, serta tersedia juga variasi hidangan lainnya seperti rawon dan soto.
3. Toko Tua Haji Ridwan (Sejak 1925)
Warung ini berada di dalam Pasar Besar Malang dan populer dengan hidangan rumah khas Jawa Timur seperti rawon dan sate komoh.
Didirikan pada tahun 1925, Warung Lama Haji Ridwan menyajikan atmosfer asli dengan cita rasa kuliner yang tetap terjaga seperti dahulu kala.
Dengan hanya berjalan kaki selama kurang lebih 10 menit dari area alun-alun, Anda sudah dapat mencicipi nasi campur dengan variasi lauk yang banyak. Biayanya berkisar antara Rp15.000 sampai Rp20.000 bergantung pada lauk apa yang dipilih.
4. Rawon Brintik (Sejak 1942)
5. Brintik Rawon (Dimulai Tahun 1942)
Tempat makan ini dikenal pula sebagai Warung Nasi Brintik, menawarkan hidangan rawon khas Malang yang lezat dan aromatik dengan bumbu rempahnya. Berdiri sejak tahun 1942, Rawon Brintik terletak di Jalan KH Ahmad Dahlan Nomor 39, Sukoharjo.
Hanya dengan berjalan kaki selama kurang lebih 10 menit dari taman pusat Kota, kamu dapat mencicipi satu porsion rawon senilai Rp27.500,- ditambah variasi lauk lainnya seperti jeroan sapi misalnya paru, usus, hingga otak sapi yang dibanderol seharga Rp10.000 untuk setiap bagianannya.
5. Depot Hok Lay (Sejak Tahun 1946)
Terletak di Jalan Haji Ahmad Dahlan Nomor 10, Depot ini telah eksis sejak tahun 1946 dan menjadikannya sebagai salah satu simbol makanan legendaris di Kota Malang.
Pilihan utama di tempat ini adalah minuman Vozco, yaitu susu segar yang dipadukan dengan coklat lalu disuguhkan dalam botol kaca Coke.
Di samping itu, ada juga lumpia Semarang, pangsit, serta beberapa pilihan camilan lainnya. Biaya untuk makanan berkisar antaraRp20.000 per orang, sedangkan harga minumannya sekitar Rp13.000. Lokasinya sangat dekat dengan alun-alun kota Malang, tepatnya hanya memerlukan waktu berjalan kaki selama kurang lebih 5 menit.
6. Rawon Nguling (Sejak tahun 1940an)
Tempat makan terkenal Rawon Nguling menawarkan hidangan rawon khas Jawa Timur dengan saus berwarna gelap pekat serta daging lembut. Tempat ini telah eksis sejak tahun 1940-an dan beralamat di Jl. Zainul Arifin No. 62, Kiduldalem.
Anda bisa menempuhnya dengan berjalan kaki dari alun-alun selama sekitar 5 menit. Menu andalan di sini adalah nasi rawon (sekitar Rp30.000), rawon buntut, rawon dengkul, hingga nasi campur dan gule kambing.
7. Ronde Titoni (Mulai 1948)
Untuk mencicipi hidangan malam khas Malang, Anda dapat memilih Ronde Titoni. Tempat ini telah beroperasi sejak 1948 dan menghidangkan ronde cair dengan kuah jahe panas serta ronde kering yang diberi saus kacang di atasnya.
Biaya untuk satu porsianya sekitar antara Rp10.000 sampai dengan Rp12.000. Di samping ronde, kamu pun dapat mencicipi angsle, cakwe, serta roti goreng. Tempatnya berada di Jl. Zainul Arifin Nomor 17, tepatnya kurang lebih butuh waktu 10 menitan berjalan kaki dari lapangan alun-alun Kota Malang.
Mengeksplorasi lokasi makannya legenda tak sekadar tentang menikmati hidangan, melainkan juga merasuki cerita dan kenangan yang bertahan sampai saat ini.
Oleh karena itu, jika Anda ingin menikmati cita rasa masakan tempo dulu di dalam kehidupan metropolitan yang sibuk, alun-alun kota Malang merupakan tempat pangkal yang ideal.