Setelah menutup tempat usaha yang dicurigai menjual eskrim beralkohol, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya mengirim contohnya kepada laboratorium BPOM untuk diperiksa lebih lanjut.
“Kemarin, tim kami mendapatkan contoh produk es krim dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya guna melakukan pemeriksaan terhadap adanya kadar etanol di dalamnya,” jelas Pelaksana Tugas Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Budi Sulistyowati, pada hari Senin (7/4).
Dia menyebutkan bahwa analisis sampel es krim yang dicurigai mengandung alkohol dilakukan melalui proses distilasi, disusul dengan pengecekan menggunakan instrumen gas chromatography. Selain itu, tahap pengujian tersebut memerlukan durasi sekitar dua minggu.
“Pengujian es krim diproyeksikan akan menghabiskan waktu sekitar 14 hari kerja. Kami berencana melaporkan hasil uji tersebut secara langsung kepada Satpol PP Kota Surabaya agar dapat dieksekusi,” tambahnya.
Selama ini, Kepala Bidang Penegakan Perda dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Yudhistira, mengatakan bahwa contoh es krim yang diberikan sudah sesuai dengan standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yaitu memiliki bobot minimum sebesar 250 gram.
“Beberapa contoh dari beragam jenis telah kita kumpulkan, namun BPOM cuma mau menerima contoh yang memiliki bobot setidaknya 250 gram. Kami bakal terus melakukan pengawasan atas penyebaran minuman keras tanpa izin,” jelas Yudhistira.
Sekarang ini, terdapat klip yang menunjukkan seorang pengguna medsos sedang mencicipi es krim beralkohol di mal yang ada di wilayah Surabaya Barat. Kliping tersebut menjadi fenomenal dan memicu diskusi panas di jagad maya.
Dalam video tersebut, influencer dengan akun Instagram @mamari******* mendatangi stan dan menanyakan kepada karyawan di sana, apakah mereka menjual es krim dengan varian rasa Jack Daniel’s.
Selain ragam varian Jack Daniel’s, dalam klip ulasan itu, gerai es krim tersebut menawarkan pula beberapa jenis lain, antara lain vodka, wine, dan rum. Persentasealkohol yang terkandung pun berkisar dari 10 hingga 40 persen.
(*)
