Minggu pagi di Solo menjadi waktu favorit bagi penduduk setempat dan sekitarnya. Mulai pukul 06.00 WITA, jalanan utama seperti Jalan Slamet Riyadi diubah menjadi area tanpa kendaraan untuk acara Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan). Acara ini bukan sekadar tempat untuk berolahraga, melainkan juga sebagai platform umum yang menghubungkan beragam kelompok masyarakat dengan nuansa rileks, bugar, dan enerjik.
Seperti biasanya, atmosfer acara Car Free Day (CFD) di Solo dipenuhi oleh berbagai macam aktivitas. Penduduk dari segala umur nampak bercampur dalam jalanan yang ramai. Sebagian orang lebih suka lari ringan atau jogging mengelilingi trotoar teduh, sementara sebagian lagi kelihatan menikmati bersepeda perlahan-lahan ataupun berjalan-jalan sambil mendampingi buah hatinya. Banyak juga yang menggunakan tempat lapangan itu untuk ikut serta dalam senam masal bersama komunitas setempat maupun hanya sebagai cara merilekskan dan meregangkan otot-otot mereka.
Untuk para tamu yang cenderung menggemari jenis olahraga kelompok, ada beberapa komunitas olahraga reguler yang aktif dalam acara Car Free Day di Solo. Terlihat grup-grup pelari, pesepeda lipat, yogis, sampai penikmat senam jalanan saling mendirikan area latihan mereka sendiri-sendiri. Aktivitas tersebut tidak saja bertujuan untuk menambah kesehatan fisik, namun juga menciptakan rasa persaudaraan serta sinergi di kalangan partisipannya.
Bukan cuma tempat untuk berolahraga, CFD Solo juga memberikan ragam hiburan di jalan. Ada musik akustik, pementasan tarian khas daerah, bahkan peragaan sihir oleh para seniman setempat yang membuat pengunjung merasakan keseruan. Anak-anak terlihat sangat senang melihat pembawa acara dengan kostum pelawak serta karakter maskot yang keluar masuk sambil mendistribusikan stiker atau melakukan gerakan-gerakan komikal sebagai bentuk hiburan bagi mereka.
Namun, tidak kalah menariknya adalah barisan penjual keliling yang menjajakan barang dagangannya di sepanjang tepi jalan dan pinggir trotoar. Mulai dari awal sampai akhir, deretan gerobak makanan tradisional khas Solo dan hidangan zaman now berjejer rapi. Para pengunjung dapat menemukan aneka ragam pilihan makanan, mulai dari serabi Solo, tahu kupat, sate kere, hingga es dawet telasih. Tambahan lagi, camilan instan terbaru seperti corn dog, minuman bubble tea, serta kopi susu tren masa kini pun ada guna memancing perhatian generasi muda.
Untuk pecinta masakan, CFD Solo dapat disebut sebagai versi ‘pasar pagi’ yang memiliki nuansa santai dan terbuka. Para pengunjung berkesempatan untuk menikmati hidangan sambil duduk di pinggir jalan, tepat di bahu jalanan yang teduh oleh deretan pepohonannya.
Sebaliknya, banyak pengusaha UMKM menggunakan CFD sebagai sarana untuk berpromosi. Ini tidak terbatas pada para pedagang makanan saja, melainkan juga mencakup pengecer pakaian, perajin aksesoris, petani tanaman hias, dan produsen barang kreasi lainnya. Selain itu, ada stand pendidikan dari kelompok penyuka alam dan kesejahteraan yang mendistribusikan flyer serta menyelenggarakan tes kesehatan dasar seperti mengukur tekanan darah dan kadar glukosa dalam darah dengan cuma-cuma.
Pemerintah Kota Surakarta selalu berkomitmen untuk menjaga kerapian dan kenyamatan acara CFD ini. Staf dari Satpol PP, Dinas Perhubungan, serta petugas pengamanan lainnya dapat dilihat bertugas di beberapa lokasi guna mengendalikan arus lalu lintas, mengecek kebersihan area, dan memantau penerapan protokol kesehatan. Sampah dibuang dengan aman melalui tempat pembuangan yang tersebar di berbagai bagian jalanan, sementara pesan-pesan peringatan agar tak membuang sampah seenaknya ditampilkan lewat spanduk dan poster yang dipasang sepanjang rute.
CFD di Jalan Slamet Riyadi turut menyediakan tempat bagi aktivitas sosial dan gerakan publik. Banyak relawan tampak menyebar brosur mengenai keamanan berlalu lintas, urgensi sumbang darah, serta dorongan untuk prihatin soal kesejahteraan jiwa. Area terbuka tersebut dengan cara tak langsung membimbing warga agar menjadi lebih paham atas permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekeliling mereka.
Sampai pukul 09:00 WIB, aktivitas CFD perlahan-lahan memulas. Pedagang-pedagang siap mengakhiri hari mereka dengan menutup stand masing-masing, sedangkan staf penjaga mulai mencopot sisa-sisa sampah dari area tersebut. Sebagian kecil pengunjung tetap terlihat asyik duduk-duduk atau sempat menjepret foto-foto di titik-titik unggulan sepanjang jalanan yang merupakan identitas Kota Solo ini. Kendaraan-kendaraan juga mulai dilonggarkan masuk lagi secara bertahap oleh para pekerja.
CFD tidak hanya merupakan suatu acara reguler setiap minggunya, tetapi juga sudah bertransformasi menjadi sebuah cara hidup bagi penduduk Solo. Gabungan antara aktivitas fisik, santap malam di luar rumah, hiburan, serta area pertemuan sosial membuat CFD berkembang menjadi metode melestarikan identitas budaya kota sambil menguatkan jalinan komunitasnya. Dalam dinamika perkembangan zaman yang pesat, gerakan serupa ini menunjukkan bahwa adanya tempat umum masih amat diperlukan guna merawat gairah hidup bugar dan persaudaraan rakyat.
Dengan suasana yang menyenangkan, CFD Solo di Jalan Slamet Riyadi tetap menjadi tujuan populer untuk memulai hari Minggu. Siapa pun yang ingin merasakan udara pagi sambil melakukan olahraga dan mencoba kuliner khas Solo pastinya akan senang dengan lokasi ini sebagai prioritas utamanya.