Mencicipi Keunikan Kuliner Surabaya
Surabaya, kota yang dikenal dengan kepadatan dan panasnya, memiliki lapisan rasa yang sangat kaya akan identitas. Dibalik keramaian jalanan, kota ini menyimpan berbagai hidangan khas yang telah menjadi bagian dari kehidupan warganya. Mulai dari makanan legendaris hingga yang semakin langka, setiap hidangan membawa cerita dan aroma yang khas.
Ikon Legendaris Surabaya
Rujak Cingur: Perpaduan yang Tak Tertandingi
Rujak cingur adalah salah satu ikon kuliner Surabaya yang tidak bisa dilewatkan. Bukan sekadar makanan, rujak cingur adalah wajah otentik kota ini. Kombinasi antara cingur sapi rebus yang kenyal, tahu, tempe, lontong padat, kangkung, taoge, serta buah segar seperti mangga muda, nanas, dan pisang klutuk menciptakan rasa yang unik. Bumbu utamanya adalah petis udang medok yang diulek bersama kacang tanah goreng, cabai, gula merah, bawang, dan air asam. Ada dua versi yang bisa ditemui, yaitu matengan (hanya berisi bahan matang) dan campur (sayuran rebus berpadu buah segar). Salah satu warung legendaris berada di Jalan Achmad Jais nomor 40, dekat Gedung Cak Durasim. Rujak cingur sudah ada sejak 1930-an dan diperkenalkan oleh pedagang Madura yang menyesuaikan cita rasa lokal dengan sentuhan petis udang.
Pecel Semanggi: Sederhana tapi Kaya Cerita
Jika rujak cingur adalah raja, pecel semanggi adalah ratu yang anggun. Hidangan ini sederhana namun penuh makna. Daun semanggi rebus yang lembut menjadi pemeran utama, ditemani kecambah, kembang turi, dan kerupuk puli yang kriuk. Siraman bumbu kacang yang khas terdiri dari campuran kacang tanah, ubi jalar, gula Jawa, cabai, terasi, dan garam. Pecel semanggi sering disajikan dalam pincukan daun pisang, memberikan aroma alami dan nuansa tradisional. Asal-usulnya bisa ditelusuri ke Desa Kendung, Benowo, Surabaya Barat. Sejak 1960-an, ibu-ibu kampung menjajakannya dari satu kampung ke kampung lain, menghidupi keluarga dengan dagangan yang dibawa dalam bakul di atas kepala. Di Taman Bungkul Surabaya juga bisa ditemui pecel semanggi yang menjadi favorit warga kota.
Sate Klopo: Harum Kelapa yang Menggoda
Sate klopo adalah sate unik yang menjadi favorit warga Surabaya. Berbeda dari sate biasa, sate klopo dibuat dari daging sapi atau ayam yang dibaluri parutan kelapa sebelum dibakar. Proses ini menghasilkan aroma wangi kelapa bakar yang khas, sekaligus memberi tekstur renyah pada setiap gigitan. Hidangan ini biasanya disajikan dengan bumbu kacang, kecap manis, irisan bawang merah, potongan cabai rawit, dan taburan serundeng kelapa. Perpaduan rasa gurih, manis, pedas, dan sedikit smoky membuat sate klopo tak terlupakan. Salah satu warung legendaris adalah Sate Klopo Ondomohen di Jalan Walikota Mustajab, yang selalu ramai pembeli baik dari warga lokal maupun wisatawan.
Tahu Tek: Bunyi yang Jadi Nama
Tahu tek dikenal karena bunyi “tek-tek” dari gunting yang khas saat memotong bahan di atas piring. Isinya adalah tahu goreng setengah matang, lontong, kentang goreng, tauge, dan timun, lalu disiram bumbu kacang—petis yang medok (diulek dengan bawang putih, cabai, sedikit cuka), dan ditaburi kerupuk. Banyak penjual menambahkan telur dadar tipis, berbeda dengan tahu telur yang menggunakan telur kocok dan tahu jadi satu. Tahu tek sudah populer sejak 1950-an dan mudah ditemui di banyak sudut Surabaya, terutama malam hari. Salah satu yang legendaris adalah Tahu Tek Haji Ali di Jl. Raya Dinoyo dan Tahu Tek Cak Kahar di Jl. Embong Malang.
Tahu Telur: Renyah di Luar, Lembut di Dalam
Tahu telur adalah perpaduan yang lebih solid dan hangat. Tahu telur menggabungkan tahu dengan telur yang dikocok lalu didadar—renyah di luar, lembut di dalam. Penyajiannya hangat dengan potongan lontong padat, kentang goreng, dan tauge, disiram saus petis-kacang yang kental, lalu dituntaskan dengan taburan bawang goreng, seledri, dan kerupuk sebagai pelengkap. Rasanya lebih “berat” dan berlemak dibanding tahu tek, diyakini sebagai variasi modern yang membuatnya lebih mengenyangkan. Warung legendarisnya antara lain Tahu Telur Pak Jayen di Jl. Dharmahusada dan deretan penjual lama di kawasan Kedungdoro yang tetap ramai hingga larut malam.
Minuman Khas Surabaya
Untuk menemani ragam hidangan berat, Surabaya juga punya deretan minuman khas yang tak kalah unik dan segar.
Es Siropen Telasih
Minuman klasik ini memadukan sirup legendaris Siropen—yang sudah ada sejak tahun 1923—dengan biji telasih dan es batu. Rasanya manis, segar, dan punya aroma khas yang sulit ditiru. Siropen bisa dibilang salah satu warisan kuliner tertua di Surabaya. Untuk membeli botol aslinya, datanglah ke pabrik Siropen di kawasan Kota Lama, tepatnya di Jalan Mliwis No. 5.
Es Sinom
Segelas es sinom dibuat dari daun sinom (daun asam muda) yang menghasilkan rasa asam segar, berpadu dengan manisnya gula jawa. Selain menyegarkan, es ini juga dipercaya baik untuk pencernaan. Banyak orang memilihnya setelah menyantap rawon pedas atau sate klopo yang gurih. Salah satu yang terkenal adalah Es Sinom Cak Mis di Jalan Bintoro No. 7, yang kerap jadi jujugan warga.
Es Pacar Keling
Minuman berwarna merah muda cantik ini berisi bulir kenyal pacar keling (sejenis mutiara kecil dari tepung sagu), disajikan dengan sirup merah manis dan es serut. Rasanya ringan, manis, dan menyegarkan. Sejak 1978, Es Pacar Keling & Bakso Pak No di Jalan Penataran No. 2 menjadi tempat nongkrong favorit warga Surabaya. Tiap suapan seakan membawa nostalgia masa kecil.
Es Campur Surabaya
Es campur Surabaya punya isian yang kaya: kacang merah, kolang-kaling, nangka, alpukat, tape singkong, hingga potongan roti tawar. Semua disiram santan dan sirup, menghasilkan rasa gurih, manis, dan segar sekaligus. Tidak hanya menghapus dahaga, es campur juga jadi penanda betapa Surabaya pandai meramu banyak rasa dalam satu mangkuk.
Kuliner khas Surabaya adalah cermin watak kotanya: kuat, berani, tetapi tetap bersahaja. Dari rujak cingur yang penuh petis, pecel semanggi yang sederhana, hingga minuman segar pelepas dahaga, semua menyatu jadi identitas yang sulit dipisahkan dari Kota Pahlawan.



