Pengusaha Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang Bekasi Dianggap Merugikan Lingkungan

Posted on

Penanganan Kalimalang dan Perspektif Pegiat Lingkungan

Pegiat lingkungan, Sony Teguh Trilaksono, memberikan tanggapan terhadap rencana pemerintah kota (Pemkot) Bekasi dalam membangun wisata air dan kuliner di aliran Kalimalang. Menurutnya, Kalimalang merupakan sebuah kali buatan yang memiliki fungsi utama sebagai sumber air untuk kebutuhan masyarakat Jakarta. Oleh karena itu, Pemkot Bekasi seharusnya lebih fokus pada perlindungan dan perawatan aliran ini agar kualitas air tetap terjaga.

Sony menekankan bahwa pengembangan Kalimalang sebagai destinasi wisata harus dilakukan dengan hati-hati. Ia khawatir jika nantinya wisata tersebut justru akan meningkatkan kepadatan penduduk dan berdampak pada kemacetan di wilayah tersebut. Selain itu, adanya banyak orang yang berkumpul di satu lokasi juga berpotensi menyebabkan polusi dan tumpukan sampah.

“Meskipun wisata tidak menghasilkan asap, jumlah orang yang datang bisa mencapai ribuan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan polusi, bahkan bisa saja terjadi pencemaran,” ujar Sony.

Ia menyarankan agar Pemkot Bekasi lebih fokus pada pembersihan aliran Kali Bekasi, yang potensial menjadi lokasi wisata air. Di samping itu, Sony menilai bahwa ada banyak tempat lain di Kota Bekasi yang bisa dijadikan objek wisata. Dengan menjaga kebersihan Kali Bekasi, masyarakat bisa menikmati suasana alami yang indah.

Selain itu, Sony juga menyarankan agar bantaran Kalimalang digunakan sebagai area olahraga. Hal ini akan membantu menjaga kualitas air sekaligus memberikan ruang bagi warga untuk berolahraga.

“Jika taman di sepanjang Kalimalang digunakan untuk lari atau aktivitas olahraga, itu bisa diterima. Namun, jika ingin dijadikan wisata yang mengumpulkan banyak orang, maka perlu dipertimbangkan secara matang,” tambahnya.

Proyek Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang

Sebelumnya, diketahui bahwa aliran Kalimalang di wilayah Kota Bekasi akan diubah menjadi destinasi wisata air dan kuliner. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menjelaskan bahwa proyek ini akan menggunakan kapal-kapal yang difungsikan sebagai bagian dari wisata air dan kuliner. Ia juga menyampaikan bahwa nantinya akan ada lighting dan fasilitas kuliner di lokasi tersebut.

Proyek ini akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Mitra Patriot. Pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama pada Kamis (21/8/2025). Target penyelesaian proyek adalah Januari 2026 mendatang.

Tri menjelaskan bahwa selama proses pembangunan, total 13 jembatan di sepanjang aliran Kalimalang akan dibongkar dan diganti dengan lima jembatan berdesain U atau melengkung. Jembatan-jembatan baru ini dirancang agar kapal dapat melintasi aliran Kalimalang dengan lancar.

Dana pembangunan proyek ini berasal dari beberapa sumber. Sebagian besar dibiayai oleh CSR dari perusahaan PT Mitsu sebesar Rp 36 miliar. Sementara itu, Pemkot Bekasi akan menyiapkan dana sebesar Rp 30 miliar untuk membangun pedestriannya. Diharapkan, sisanya bisa diselesaikan pada tahun depan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, juga menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Pemkot Bekasi dalam proyek ini. Ia menekankan bahwa kolaborasi antar daerah sangat penting dalam mewujudkan pembiayaan dan pengembangan infrastruktur.

Desain dan Konsep Wisata Air dan Kuliner

Direktur Utama PT Mitra Patriot, David Hendradjid Rahardja, menjelaskan bahwa wisata air dan kuliner akan direncanakan mulai dari depan Metropolitan Mall hingga Grand Kota Bintang. Desain jembatan yang melengkung ditujukan agar kapal dapat melintasi aliran Kalimalang dengan aman.

David menambahkan bahwa di sisi jembatan akan disediakan tempat untuk wisata kuliner. Rencananya, pengembangan akan dilakukan secara bertahap. “Intinya, kita ingin menciptakan ruang yang nyaman bagi pengunjung dan menjaga keindahan alam Kalimalang,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *