Jalur Tol Gratis dan Penggunaan Trotoar sebagai Solusi Kemacetan di Jalan TB Simatupang
Jalan TB Simatupang, yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Kampung Rambutan, menjadi salah satu titik kemacetan terbesar di Jakarta. Kawasan ini kini dipenuhi oleh perkantoran dan area komersial, sehingga ramai dengan mobilitas karyawan. Pada jam pulang kerja, kepadatan kendaraan sering kali memicu kemacetan yang cukup parah.
Banyak faktor menyebabkan kemacetan di kawasan ini. Salah satunya adalah aktivitas konstruksi yang terus-menerus dilakukan, termasuk penggalian pipa dan pemasangan infrastruktur. Pemandangan seperti ini sering kali membuat pengendara merasa kesal karena terus-menerus menghadapi pekerjaan proyek yang tidak selesai. Selain itu, kehadiran “pak ogah” atau masyarakat yang mengatur lalu lintas di persimpangan jalan juga turut berkontribusi pada kemacetan tersebut.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah mengetahui masalah kemacetan di Jalan TB Simatupang. Ia menilai bahwa penyebab utama kemacetan ini adalah pekerjaan konstruksi yang terus berlangsung tanpa henti. Selain itu, kehadiran pak ogah kini dilarang di kawasan tersebut.
Mayoritas proyek konstruksi di Jalan TB Simatupang dilakukan oleh pemerintah pusat. Pramono mengatakan akan mengirim surat kepada pihak-pihak terkait untuk membantu mengurangi kemacetan di wilayah tersebut. “Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan agar bisa mengurangi kemacetan di TB Simatupang,” ujarnya melalui akun Instagram pribadinya.
Penanganan Jangka Pendek: Penggunaan Trotoar sebagai Jalur Kendaraan
Salah satu solusi sementara yang digunakan untuk mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang adalah dengan menjadikan trotoar sebagai jalur kendaraan. Solusi ini bertujuan untuk memperlebar ruas jalan di titik-titik penyempitan (bottleneck) hingga pemerintah menemukan formula yang lebih efektif.
Wakil Koordinator Staf Khusus Gubernur Jakarta, Yustinus Prastowo, menjelaskan bahwa kemacetan di kawasan ini semakin memburuk. Beberapa galian proyek nasional dan daerah masih beroperasi di kawasan tersebut. Contohnya adalah galian Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) sepanjang 7 kilometer di Cilandak, serta proyek perpipaan Rumah Susun Tanjung Barat sepanjang 4 kilometer.
Pengalihan fungsi trotoar menjadi akses bagi pengendara motor disebut sebagai solusi sementara. “Menggunakan sementara trotoar di area terdampak proyek untuk memperlebar ruas jalan, terutama di titik penyempitan, mengingat trotoar di lokasi tersebut saat ini belum dapat digunakan pejalan kaki,” ujar Yustinus dalam keterangan tertulisnya.
Kebijakan Tol Gratis Saat Jam Pulang Kerja
Selain penggunaan trotoar, pemerintah Jakarta juga memberlakukan kebijakan tol gratis untuk mengurai kemacetan di Jalan TB Simatupang. Satu lajur paling kiri di Gerbang Tol Fatmawati 2 digratiskan bagi pengendara yang ingin menuju Lebak Bulus.
Kebijakan ini berlaku mulai Senin, 15 September 2025, dan berlaku selama jam pulang kerja, yaitu pukul 17.00-20.00 WIB. Jalur tol gratis ini berlokasi di dekat Stasiun MRT Fatmawati Indomaret dan akan diberlakukan hingga exit tol Lebak Bulus, sekitar 1,6 kilometer arah timur dari Gerbang Tol Fatmawati 2.
Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa kebijakan ini berlaku bagi kendaraan roda empat. Namun, kendaraan roda dua dan kendaraan dengan lebih dari empat roda, seperti truk besar, tidak bisa menggunakan jalur tol gratis tersebut.
Uji coba kebijakan ini akan berlangsung dari Senin, 15 September hingga Jumat, 19 September 2025. Keputusan ini didasarkan pada data Dishub DKI Jakarta yang menunjukkan volume kendaraan tinggi pada jam sibuk tersebut.

