.CO.ID – JAKARTA.
Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan tanggapan atas insiden sejumlah pelajar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang dikabarkan mengalami keracunan setelah menikmati hidangan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dadan Hindayana, kepala BGN, menyatakan bahwa pihaknya sudah menerima laporan terkait kemungkinan adanya kasus keracunan oleh menu MBG. Ia menjelaskan bahwa saat ini tim sedang dalam proses pengumpulan informasi lebih lanjut untuk menentukan sumber potensial dari kekerasan tersebut, yaitu apakah itu disebabkan oleh hidangan MBG tertentu atau faktor-faktor lainnya.
“Kami juga mengekspresikan perasaan simpati dan berdoa agar semua pelajar cepat sembuh. Keamanan serta kesejahteraan para anak merupakan kepentingan nomor satu bagi kita. Sekarang, tim kami tengah mengadakan investigasi tentang kemungkinan sumber keracunan, apakah itu berkaitan dengan MBG atau tidak,” jelas kepala BGN, Dadan di .co.id, Selasa (22/4).
Oleh karena itu, BGN belum bisa mengonfirmasi bahwa keracunan yang dialami adalah akibat pasti dari hidangan yang diberikan. Namun demikian, Dadan tetap menanti hasil tes laboratorium yang sedang dijalankan oleh timnya guna mendeteksi asal-usul dari kasus keracunan ini.
Menurut laporannya, sampel MBG yang diproses pada hari Senin (21/04) sudah dikirimkan kepada Laboratorium Kesda Provinsi terdekat, dengan estimasi hasilnya akan muncul dalam jangka waktu sekitar sepuluh hari kedepan.
Selanjutnya, sesuai dengan informasi dari wakil SPPG, makanan tersebut sudah mematuhi standar dan telah melalui tahap pengolahan seperti yang semestinya.
“Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan update infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab. keluar,” tegasnya.
Diberitahu bahwa jumlah para korban yang menunjukkan tanda-tanda keracunan masal usai makan Hidangan Bergizi Gratis (HBG) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, telah meningkat menjadi 78 jiwa.
Dari total tersebut, 55 orang adalah murid dari MAN 1 Cianjur dan sisa 23 adalah pelajar dari SMP PGRI 1 Cianjur.
“Banyak dari para pelajar yang menunjukkan tanda-tandanya telah mendapatkan pengobatan di klinik dan sekarang sudah bisa pulang. Meskipun demikian, terdapat beberapa siswa lainnya yang tetap harus tinggal untuk perawatan lebih lanjut,” ungkap Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi, ketika ditemui oleh Kompas.com pada hari Selasa (22/4).
Di luar rumah sakit, pihak sekolah juga mencatat nama-nama murid-murid yang dirawat di puskesmas dan tetap menjaga komunikasi dengan para orang tua mereka.
Hingga kini, terdapat 5 siswa yang masih dirawat di rumah sakit. Mayoritas lainnya telah diperbolehkan untuk pulang,” jelas Rahman.
Selama ini, Ketua SMA PGRI 1 Cianjur, Rika Mustikawati, menjelaskan bahwa di institusinya mencatat ada sebanyak 23 murid yang menunjukkan gejala keracunan makanan, dengan tiga orang dari mereka harus ditangani di fasilitas kesehatan.
“Kemarin malam kami telah mulai mendapatkan laporan tentang siswa yang keracunan. Sampai sekarang, komunikasi dengan para orangtua murid masih terus dilakukan,” jelasnya.
Rika juga melanjutkan bahwa selain para siswa, sebagian guru turut memakan makanan yang dicurigai tersebut. Hal ini berakibat pada tiga orang guru mengalami gejala keracunan, namun dalam tingkat keparahan rendah.
“Terdapat tiga orang guru yang mengalami keracunan, namun keadaannya cukup ringan dan mereka dapat dirawat sendiri di dalam rumah,” katanya.