,
Jakarta
– Kepala
Badan Gizi Nasional
(BGN) Dadan Hindayana menyebutkan diakhir tahun 2025 tentang program tersebut.
Makan Bergizi Gratis
telah ditujukan dan telah disalurkan kepada sebanyak 82,9 juta orang yang menerima manfaat. Dana BGN akan mengabsorpsi anggaran senilai Rp 1 triliun setiap harinya di bulan November guna mencapai sasaran tersebut.
Dadan mengatakan bahwa di akhir November 2025, Presiden akan melakukan hal tersebut.
Prabowo Subianto
Telah ditetapkan bahwa terdapat 32 ribu unit layanan peningkatan gizi. “Menangani sebanyak 82,9 juta orang tersebut pada akhir bulan November nanti, yang mana ini sudah mencakup biaya pengeluaran senilai Rp 25 triliun setiap bulannya, atau kira-kiraRp 1 triliun per harinya,” katanya saat menghadiri acara Silaturahmi Ekonomi di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, pada Hari Selasa, tanggal 8 April 2025.
Sebagaimana telah diketahui, pada tahun ini BGN mendapatkan alokasi anggaran dari APBN senilai Rp 71 triliun. Dadan percaya bahwa besaran anggaran tidak menjadi hambatan utama bagi implementasi program pangan bernutrisi baik. Alasannya adalah karena pemimpin negara sudah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pendanaan dalam hal ini. “Alokasi anggaran ini sepertinya sudah dipastikan oleh Bapak Presiden. Apa pun kebutuhan Badan Gizi, akan disediakan,” katanya.
Menurutnya, Prabowo telah mempersiapkan langkah-langkah untuk mengalokasikan anggaran ekstra sebesar Rp 100 triliun. Akan tetapi, ia tidak memberi tahu kapandana itu akan siap digunakan.
Pada presentasinya, Dadan menginformasikan tentang pencapaian dalam penyaluran MBG. Di awal tahun 2025, Badan Gizi telah menjangkau sebanyak 570 ribu orang manfaat yang tersebar di 26 propinsi. Kemudian pada bulan berikutnya, yaitu Februari, layanan tambahan nutrisi ini diperluas hingga mencakup 2,2 juta individu. Sebelum perayaan Idul Fitri terakhir, total sudah ada 1.009 fasilitas penyediaan gizi dan dukungan untuk lebih dari 3 juta orang penerima manfaat.
Badan Gizi juga menggaet berbagai lulusan universitas dari setiap daerah di Indonesia guna mendukung kegiatan program MBG. Lulusan-lulusan ini diberikan pelatihan khusus yang berlangsung antara 3 sampai 4 bulan di Universitas Pertahanan (Unhan).
Mereka dilatih selama dua bulan sebagai bagian dari komponen cadangan (Komcad). Sebanyak satu sampai dua bulannya digunakan untuk mengajarkan ilmu tentang keamanan pangan serta cara penyediaan makanan dan juga budidaya pertanian.
Sampai saat ini telah terdapat dua ribu lulusan Sarjana yang berasal dari dua batch dan mereka sudah memulai karirnya di 38 propinsi berbeda. “Untuk
batch
(gelombang) pertama sepenuhnya dibiayai oleh para hamba Allah. Kemudian mereka pun mulai beraktivitas sejak bulan Februari,” katanya.
Gelombang kedua dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hingga saat ini, telah terdapat sekitar 30.000 sarjana yang menjadi bagian dari program pembangunan Indonesia di bawah naungan Kementerian Pertahanan. Mereka direncakan akan lulus dari Universitas Pertahanan (Unhan) pada bulan Juli tahun 2025.